Tanaman bonsai adalah hasil perkawinan dari seni dan tanaman. Tanaman bonsai dibuat dengan teknik membuat tumbuhan yang ditanam dalam pot menjadi kerdil dan mengutamakan sisi keindahan dari bentuknya. Sehingga, tanaman bonsai banyak disukai masyarakat.

Inilah Pak Agus Supriatna warga berusia 37 tahun asal kampung Areng Panarikan RT01 RW 07 dusun 3 Desa Cikajang Garut Jawa Barat, beliau menekuni budidaya bonsai dinamai Bonsai Saluyu. Berawal dari sebuah hobi saat di bangku sekolah hingga saat ini.

Alasan dinamai Bonsai Saluyu karena keluarga Pak Agus Supriatna mempunyai usaha dengan nama Saluyu. Dalam memelihara tanaman bonsai, Pak Agus sering di bantu oleh komunitas Arpan art  (Areng Panarikan)  yang sudah berdiri sejak 2 tahun dengan grup asli warga dusun 3.

Jumlah pohon bonsai di Bonsai Saluyu saat ini ada 60 pohon, dengan jenis kaliage, Pusaka, Beunget, Galitri, Cemara duri, Asem, Kimeng, Hamplas. Dan ada juga pohon asli Cikajang yaitu pohon pusaka.

Pohon Bonsai Pak Agus sering diikutsertakan dalam kontes dan pameran, selain di kota Garut juga di berbagai daerah seperti Bali, Bandung, Jakarta, Bogor. Proses pemeliharaannya yang pertama adalah proses pruning atau pembuangan daun yang sudah tua, kemudian Proses Bering atau pengecekan pertumbuhan bonsai, dan proses Grounding atau ditanam di tanah langsung tanpa media, tujuannya supaya menyeimbangkan dahan, pemrograman awal, dan setelah 70�ru dipindahkan ke media tanam seperti ember atau pot bunga.

Waktu yang dibutuhkan jika bonsai ingin tumbuh dengan bagus membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 10 sampai 30 tahun. Bonsai Pak Agus dijual mulai dari harga 500 ribu  hingga  50 juta rupiah. Selain itu, bonsai Pak Agus juga pernah mendapat juara terbaik bendera merah  kontes bonsai di kota Garut.

Salahsatu kendala dalam pemeliharaan bonsai ini, adalah kesulitan dari memprogram (memproses) pohon bonsai. Namun Pak Agus berharap semoga sesama penghobi pohon bonsai bisa saling mendukung, yang senior atupun junior.